Sabtu, 25 Oktober 2014

Olahraga Lempar Lembing

Lempar Lembing
        n 
Lempar lembing termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik, prestasi yang diukur adalah hasil lemparan sejauh mungkin. Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet lempar lembing yaitu : cara
memegang lembing, cara membawa lembing, lempar lembing tanpa awalan, dan lempar lembing dengan awalan. Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.
Teknik dalam lempar lembing. yang pertama, yaitu: 
  
Cara Memegang
  
1. Cara Finlandia
  
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).

2.  Cara Amerika
  
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).

3.   cara menjepit

 caranya hanya  menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.

 Peraturan lomba lempar lembing
a. Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing
Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram
b. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
c. Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
d. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung lemparan

 Cara membawa lembing
 
            Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing

1. Membawa lembing diatas pundak
  
Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.    

 2. Membawa lembing Di bawah
  
Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat dengan tanah. 
  
3. Membawa lembing di depan dada
  
Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati pundak sebelah kanan.

Awalan    

Dalam lempar lembing ada dua macam awalan yang sering digunakan, yaitu : awalan silang (cross-step) dan awalan jangkit (hop-step). Lempar lembing yang mempergunakan awalan silang (sross-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya silang, sedangkan lempar lembing yang mempergunakan awalan jingkat (hop-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya jingkat (Adisasmita, 1986).

Gerakan Melempar 
Saat kaki kiri mendarat, kaki kanan ditekuk hingga badan benar-benar jauh condong ke belakang dan badan sebagian besar pada kaki kanan. Pada saat ini lengan yang membawa lembing sudah dalam sikap lurus serong ke bawah, mata lembing dan pandangan terarah kesudut lemparan dan tangan kiri tetap rileks. Saat inilah terjadi sikap melempar yang sebenarnya. Setelah lembing ditarik melaui pundak/bahu mendekat telinga, seluruh badan ditinggikan dan dengan secepat-cepatnya melecutkan lembing. Bersamaan dengan itu lepasnya lembing dengan hentakan pergelangan tangan sebagai sumber kekeuatan terakhir (Adisasmita, 1986)

 Sikap Badan Setelah Melempar    

Dengan lepasnya lembing dari pergelangan tangan secara otomatis keseimbangan atau yang lebih dikenal dengan titik berat badan akan menjadi labil dan hilang. Hal ini disebabkan kekuatan yang yang dikeluarkan untuk melempar dimulai dari kaki sampai kepergelangan tangan yang diawali kecepatan lari . sehingga secara ototomatis kaki yang menjadi tumpuan untuk titik berat badan tidak bias menahan badan yang terdorong ke depan untuk itu, agar keseimbangan dapat terjaga dan dikembalikan secara baik, maka pada saat tubuh condong kedepan, tangan yang melempar lembing turun dari hasil pecutan yang dilakukan.

Persyaratan Suatu Lemparan Yang Syah

 - Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
- Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
- Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
- Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
- Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
 - Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.

Peralatan lembing
j
- Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3) tali pegangan
- Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing
- Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
- Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.

Jalur Lari Awalan

 - Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
- Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.

Garis Lengkung Lemparan

 - Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.

sektor Lemparan

 - Semua lemparan (lembing) yang di anggap syah harus jatuh di dalam sektor lemparan, suatu daerah yang dibatasi oleh garis 5 cm di sebelah kanan dan kiri garis lempar. Garis 5 cm ini di buat di tanah dari titik A yaitu titik dari busur atau garis lempar, garis itu ditarik melalui titik Bdan C pada titik mana busur atau garis lempar itu berpotongan dengan garis 5cm untuk membentuk sektor lemparan. Sektor lemparan ini boleh atau dapat di beri tanda jarak : 30 cm, 50 cm, 70 cm, dst.

Pengertian Dan Sejarah judo

Pengertian Judo
 
 
Pengertian Judo Judo terdiri dari dua suku kata, yaitu JU dan DO. JU berarti halus atau lembut, sedangkan DO adalah cara atau jalan. Jadi arti kata Judo adalah “cara yang halus atau jalan yang lembut”, sedangkan jujitsu adalah “teknik yang halus”.
Sebagai salah satu cabang olah raga, Judo dibatasi oleh berbagai peraturan yang terdiri dari :
  • Bantingan : dimana kaki seorang peserta terangkat (diangkat) dari matras dan tubuhnya dibanting dengan punggung yang jatuh menyentuh matras terlebih dahulu karena dibanting lawannya.
  • Dekapan : dimana salah seorang peserta telah kehilangan control dalam dekapan lawan diatas matras.
  • Mengunci lengan : tekanan yang diberikan pada siku atau pundak seorang peserta oleh peserta lain dalam usaha membuatnya menyerah.
  • Tanda menyerah dinyatakan dengan tepukan pada matras atau badan lawan dengan tangan atau kaki. Bila tangan atau kaki terkunci sehingga tidak bisa bergerak, tanda menyerah bisa dlakukan dengan teriakan..
  • Cekikan : membatasi mengalirnya hawa kedalam kerongkongan dan membatasi mengalirnya darah kekepala – adalah tanda bahaya untuk segera menyerah. Penundaan memberikan tanda menyerah pada cekikan ini dapan menyebabkan hilangnya kesadaran atau pingsan untuk semnetara waktu.
Syarat mutlak penguasaan suatu teknik Judo dengan cara melakukan latihan fisik. Namun kunci pokok adalah “peningkatan penguasaan diri dengan penuh kesabaran untuk mengatasi rasa sakit dan kekalahan” yang sudah menjadi system nilai masyarakat Jepang. Latihan Judo memadukan potensi jiwa dan raga yang harus seimbang.
Disarikan dari buku “Dasar-dasar JUDO” dan “Beladiri JUDO”
 
Teknik Judo
Pembagian Teknik Judo Secara garis besar, teknik dalam olah raga beladiri Judo dibagi atas tiga bagian besar. Masing-masing bagian ini kemudian dipecah lagi dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Ketiga bagian teknik utama tersebut yaitu :
  1. Nange Waza ( Teknik Melempar ), terdiri atas 2 bagian ; Tachi Waza, yaitu teknik melempar sambil berdiri. Sutemi Waza, yaitu teknik melempar sambil menjatuhkan diri.
  2. Katame Waza ( Teknik Permainan Bawah ), terdiri atas 3 bagian ; Osekomi Waza, yaitu teknik kuncian Shime Waza, teknik cekikan Kansetsu Waza, teknik patahan sendi
  3. Atemi Waza ( Teknik memukul atau menendang ), terdiri 2 bagian ; Ude Ate, yaitu menyerang dengan tangan Ashi Ate, yaitu menyerang kak
 
 
SEJARAH JUDO
 
A. Lahirnya Judo

Judo adalah salah satu cabang beladiri yang berasal dari Jepang dan telah menjadi olahraga populer di dunia saat ini. Judo diciptakan oleh Prifesssor Jigoro Kano atau Maha Guru Kano pada tahun 1882.

Judo yang diciptakan oleh almarhum Jigoro Kano tahun 1882 disebut juga “Nippon Den Kodokkan”. Untuk menjaga timbulnya aliran judo yang baru selain ciptaan Jigoro Kano maka dalam Anggaran Dasar Internasional Judo Federation (IJF) telah dicantumkan bahwa IJF mengakui hanya diciptakan oleh Jigoro Kano sebagai judo.

Jujitsu juga disebut Yawara atau Taijutsu. Jujitsu adalah sebagai induk dari judo, sebenarnya salah satu dari Bujutsu atau seni bela diri tradisional Jepang yaitu perkelahian tangan kosong. Sumber ilmu ini berasal dari suatu aduan tenaga pada zaman kuno di Jepang.

Jigoro Kano pada usia 18 tahun ingin menjadi kuat dengan cara mempelajari dua aliran jujitsu yaitu: 1. Tenjin Shinjo Ryu, dengan berguru pada Hachinosuke Fukude dan Masatomo Iso.
2. Kito Ryu, dengan berguru pada Tsenetoshi Iikubo. Selain mempelajari kedua aliran tersebut, beliau mempelajari juga aliran-aliran lainnya dan mengumpulkan serta menyaring bagian-bagian yang baik dari setiap aliran.
Bertahun-tahun beliau membandingkan dengan teori-teori dan mencoba dengan praktek dan berusaha supaya dapat dilakukan sebagai pengembleng rohani dan jasmani serta latihan untuk menentukan menang atau kalah.

B. Maksud dan tujuan judo

Kata judo pada mulanya ditulis dengan dua huruf cina atau kanji dibaca judo. Kata judo terdiri dari dua suku kata yaitu Ju dan Do. Ju berati kelembutan atau gentleness atau memberi jalan atau giving way dan Do berarti jalan atau cara.Jadi judo berarti cara yang lembut atau halus .

Arti kelembutan disini ialah apabila seseorang yang lebih kuat mendorong saya dengan seluruh kekuatannya dan saya melawan dengan kekuatan saya maka tentu saya akan kalah atau jatuh.Untuk bisa mengalahkannya,saya akan mundur atau melangkah kesamping sambil menarik orang tersebut searah dengan arah dorongannya sehingga dengan demikian orang tersebut akan kehilangan keseimbangannya,pada saat itulah saya dengan mudah dapat melempar atau membanting dia dengan satu teknik lemparan.

Dengan olahraga judo,tujuan membanting lawan hanya sebagaisalah satu cara untuk mengalahkan atau memperoleh kemenangan sesuai peraturan permainan atau pertandingan ;lahraga judo yang telah ditentukan IJF , jadi bukan untuk menyakiti,mencederai atau menghancurkan lawan.

C. Perkembangan Judo

Nama judo tidak lain dari jujitsu yang diubah.beliau berpendapat bahwa jujitsu dari dahulu kala tidak lebih dari satu bujutsu yang hanya melatih cara semacam penyerangn atau perlindungan saja. Tetapi judo yang disempurnakan dari jujitsu,walaupun bentuk randori dari kata serupa dalam cara latihan jujitsu tetapi yang menadi tujuan pokok atau utama judo ialah “Jalan Kebajikan“. Maka untuk mengembangkan Do daripada jutsu (teknik)maka beliau memberi nam Judo. Dan Dojo tempat berlatih judo diberi nama Kodokan.

Arti Kodokan adalah panti yang menggembleng jasmani dan rohani melalui latihan judo supaya nantinya dapat menjadi manusia yang dapat mendarma baktikan dirinya untuk masyarakat dan dunia.

Pada waktu Jigoro Kano berumur 23 tahun ,beliau mulai mengajarkan judo dan murid pertamanya hanya 9 orang .Tempat berlatih yang diberi nama Kodokan Judo didirikan di Eisyoji,Kitainari Shintaya di Tokyo dengan dojo yang terdiri hanya 12 lembara tatami.Sejalan dengan perkembangan dojo yang dari hari ke hari muridnya brtambah banyak serta kemahiran murid – muridnya juga sangat maju dan memperlohatkan prestasi yang tinggi dalam pertandinga –pertandingan .

Kehadiran judo sebagai bela diri baru, mengakibatkan banyak jago – jago atau pendekar – pendekar jujitsu yang kurang senag dan menantang murid – murid Jigoro Kano untuk bertanding atau duel. Pada suatu hari ajakan jago – jago jujitsu diterima oleh pejudo – pejudo Jigoro Kano antara lain Shiro Saigo dan sakujiro Yokoyama untuk bertanding atau duel dan hasilnya dimenangkan oleh para pejudo.Sejak pristiwa tersebut kehadiran judo mulai diakui,judo dan juitsu menjadi bersatu dan saling menghormati.

Pada tahun 1911,Jigoro Kano mendirikan Persatuan Olahraga Nasional Jepang dan terpilih menjadi ketua, kemudian dipilih lagi menjadi pengurus IOC.Beliau sering mengunjungi Eropa dan Amerika dan pada setiap kesempatan ia memperkenalkan Judo diberbagai negara. Murid – murid beliau juga banyak yang berjasa mengembangkan Judo keberbagai negara sehingga tidak ada lagi yang tidak mengenal Judo di dunia.

Di Jepang Judo dipelajari disekolah – sekolah kemudian menadi mata pelajaran. Judo juga dipelajari di Sekolah Polisi sebagai salah satu pendidikan untuk melatih fisik,mental dan beladiri.

D. Olahraga Judo di Indonesia

Judo mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1942 ketika tentara Jepang mulai menjajah Indonesia . Pada hari – hari tertentu tentara Jepang berlatih Judo dilingkungan asramanya. Lama kelamaan mereka bergaul dan bersahabat dengan orang – orang Indonesia dan mengajak berlatih judo. Karena tempat latihan adanya hanya dilingkungan asrama tentara Jepang, teman yang diajak belajar judo betul – betul selektif, jangan sampai membahayakan mereka.

Pada tahun 1949 berdiri perkumpulan judo peertama di Jakarta bernama “Jigoro Kano Kwai “ yang dipimpin oleh J.D. Schilder (orang Belanda ).Perkumpulan tersebut berlatih di Gedung YMCA ,Jalan Nusantara ,Jakarta.Anggota perkumpulan judo terdiri dari berbagai lapisan antara lain pelajar,mahasiswa,umum,ABRI,anak – anak,dewasa,pria dan wanita.Selain belajar judo mereka juga belajar jujitsu.

Tahun 1951 berdiri pula perkumpulan judo di kota Medan yang dipimpin oleh orang Jepang bernama Moriwa Wada,tingkatan judo dan 4 dengan nama perkumpulan Jigoro Kano Kwai Medan. Di Surabaya berdiri pila perkumpulan yang dipimpin oleh Soichi Makino dengan nama Indonesia Umar (Dan V )kemudian dilanjutkan oleh G.W.Pantow.

Pada tanggal 20 Mei 1955 di Bandung ,didirikan perkumpulan judo yang diberi nama Judo Institut Bandung (J|IB )oleh Letkol.TNI.abbas Soeriadinata,Mayor TNI.Uluk Wartadiredja,Letkol TNI.D. Pudarto, Pouw Tek Siang dengan pelatih T. Oki Supriadi (Jepang ).

Tahun 1955 tepatnya pada tanggal 25 Desember 1955,dibentuk organisasi judo Indonesia yang diberi nama Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI ),sebagai organisasi judo tertinggi di Indonesia yang mengatur atau mengelola kegiatan judo secara Nasional dan Internasional. Pada tahun itu juga PJSI telah diakui oleh Komite Olympiade Indonesia sebagai Top Organisasi Judo Indonesia.

Senin, 01 September 2014

Lari gawang

Lari Gawang (Hurdling race)
Lari gawang adalah lari cepat menempuh jarak dengan melompati gawang-gawang.
Gerakan lari gawang, baik lari 110m mupun 200m serta 400m (untuk pria) atau 100m (untuk wanita
sedapat mungkin harus dilakukan seperti pada gerakan lari cepat.Pada waktu melompati gawang
harus dilakukan secara beruntun, lancar dan rileks.
Pada saat berlari diusahakan tidak melayang terlalu lama, sehingga kecepatan lari tetap
dipertahankan.Usahakan ketika berada diatas gawang keseimbangan tetap terjaga.

Teknik Dasar Lari Gawang

a) Dari mulai start ke gawang pertama

Menggunakan start jongkok. Gerakan yang dilakukan dari mulai start ke gawang pertama sangat penting untuk dilakukan dengan benar, karena dapat mempengaruhi ritme gerakan ,terutama saat melompati gawang berikutnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Saat hendak menolak pinggang diangkat tinggi dan agak jauh dari gawang, untuk menghindari kesalahan ujung kaki menyentuh dan menjatuhkan gawang dan untuk memperoleh lintasan serendah mungkin saat diatas gawang.
2. Lutut kaki depan harus diangkat tinggi dan membentuk sudut 90 - 95o. Sedangkan lutut
belakang diluruskan dan tumit diangkat tinggi.
3. Saat kaki belakang melakukan tolakan, lutut kaki depan diluruskan dengan gerakan
seperti menendang Sikap badan diatas gawang

b) Sikap badan saat diatas gawang

1. Gerakan tubuh pada waktu diatas gawang diusahakan sesingkat mungkin guna menjaga
kecepatan setelah mendarat. Posisi badan condong ke depan dan lutut dibengkokkan.
2. Kaki tolakan ditarik ke depan dengan jalan memutar kesamping. Kaki harus tetap
diangkat tinggi agar dapat menjangkau jarak yang jauh setelah kaki depan mendarat.
3. Setelah kaki depan melewati gawang, kaki segera diturunkan dan diluruskan. Lengan
membantu keseimbangan.

c) Sikap badan dan gerakan kaki pada waktu mendarat

1. Badan dicondongkan kedepan untuk memudahkan menarik kaki belakang.
2. Kaki belakang segera ditarik ke depan untuk membuat langkah panjang.

d) Langkah diantara gawang

Jumlah langkah disesuaikan dengan jarak antar gawang, panjang tungkai kaki dan
kemampuan sprint.

1. Usahakan lari di antara gawang memiliki irama yang konstan dan efisien. Dikarenakan jarak antar gawang yang selalu sama , dengan jumlah dan gerakan langkah yang telah diperhitungkan dapat menguntungkan atlet.

e) Dari gawang terakhir sampai finish

1. Badan dicondongkan ke depan.
2. Lari dengan kecepatan maksimal dan membusungkan dada kedepan.
OLAHRAGA PANAHAN


apa yang dimaksud dengan olahraga panahan?? 

olahraga panahan adalah olahraga yang memerlukan keahlian dan juga skill tersendiri. ya, olaraga ini termasuk sulit. kadang, untuk beberapa pemula biasanya bisa terluka karena terkena panah yang sedang meluncur. tetapi, jika sudah terbiasa olahraga ini dapat menjadi hobi yang bagus. olahraga ini juga dapat membuat tubuh menjadi kuat. bagi orang-orang yang ingin membuat otot pada tangannya, olahraga ini juga bisa digunakan loh! 
sebenarnya, dahulu panahan ini tidak termasuk dalam olahraga. karena biasanya olahraga ini dipergunakan untuk membela diri. dan juga untuk berperang dimasa lalu. tapi, semenjak raja inggris yaitu raja Charles II melombakan olahraga ini. semenjak itu pula panahan disebut menjadi sebuah olahraga.

alat apa saja yang dibutuhkan??

-yang pertama tentu saja skill, tanpa skill orang tidak akan bisa memanah dengan benar. lagipula, busur juga lumayan berat loh.
-busur
-dan pastinya anak panah

busur yang digunakan bukanlah busur yang sembarangan ya. busur ini ada namanya juga, yaitu recurve bow.

apa itu recurve bow??

Recurve bow adalah perkembangan termutakhir dari busur. Ini adalah jenis busur yang paling umum digunakan di olahraga panahan saat ini. Desainnya terdiri dari tiga bagian utama, riser - pegangan dan tempat aksesori lain dipasang, dan sepasang limb yang merupakan sumber energi pegas busur. Ciri khas dari busur ini adalah bagian ujungnya yang melengkung ke depan (menjauhi pemanah) saat tidak ditarik atau dilepas talinya. Konstruksi seperti ini memungkinkan draw weight yang lebih besar untuk panjang yang sama. Sebagai kompensasinya, bahan penyusun limb memperoleh tegangan/regangan lebih besar daripada busur biasa (longbow).

ini adalah bagian-bagian dari recurve bow...

  • Riser - pegangan dan tempat ditempelkannya limb dan aksesori lain.
    • Grip - bagian tempat memegang busur.
    • Arrow rest - tempat meletakkan anak panah, bisa terbuat dari bulu atau plastik.
    • Sight window - bantuan visual untuk membidik.
    • Stabilizer - mengatur keseimbangan busur sesuai keinginan pemanah dan menahan getaran saat menembak.
    • Sight - visir, untuk memperoleh bidikan yang lebih akurat.
  • Limb - menyimpan energi pegas busur. Pada busur yang lebih modern, limb dapat dengan mudah dibongkar pasang untuk ditukar, sementara busur produksi perajin lokal memberikan performa yang kurang bagus jika sering dibongkar pasang.
    • String groove - lekukan tempat tali busur dikaitkan.
    • Limb tip
  • String - mentransfer energi dari tangan pemanah ke limb atau dari limb ke anak panah. Terbuat dari material sintetis seperti Kevlar.
    • Center serving
    • Nock point - tempat anak panah diletakkan, biasanya ditandai dengan lilitan benang di atas serving.

bagaimana cara memanah yang baik untuk pemula??


Pemanah  pemula   dalam   latihan   panahan   harus    mengetahui   dan   mencoba    cara
memasang tali yang benar pada busur. Cara memasang tali yang benar penting  sekali,  yaitu  agar
busur  tidak  patah  dan  nocking  point  berada  pada  posisi  yang  benar.  Ada   dua   metode/cara
memasang tali pada busur:
1.  Metode dorong tarik (push pull)
 
Metode ini dipakai pada busur yang lurus dan melengkung. Tali dipasang  secara  tepat
di  dalam  notch  dari  sisi  busur  sebelah  bawah  yang  dibiarkan  tenang.  Tangan  yang  satu
menarik bagian tengah busur keluar, sedangkan tangan yang lain mendorong  untuk  memaksa
sisi busur kearah bawah. Ketika lengkungan diperoleh, jari harus menyumbat ujung tali  dalam
penakik busur atas (notch). Tali yang  sudah  dipasang  harus  diperiksa  yaitu  dalam  keadaan
lurus dengan busur (Barrett J.  A,  1990:  46).  Pemanah  harus  hati-hati  dalam  menggunakan
metoda ini, karena jika saat mendorong tidak hati-hati tangan bisa tergelincir, akibatnya  busur
bisa terbang ke depan dan dapat memukul wajah. Seorang pemanah pemula,  jika  mempunyai
suatu tarikan busur yang berat dan atau sangat panjang, maka akan mengalami kesulitan untuk
menggunakan metoda ini (C.John, W, 1976: 47).
2.  Metode tindak langkah (step-through)
 
Menempatkan sayap bawah di depan salah  satu  kaki  dan  tali  busur  berada  diantara
langkah kaki lain. Pemanah menarik sayap bagian atas maju di  atas  paha  dan  masukkan  tali
sampai takik pada ujung sayap. Kelemahan dari metoda ini adalah pemanah  cenderung  sering
menarik sayap bagian atas ke arah badan menjadi suatu garis lurus dengan tali busur dan busur
melengkung  secara  alami.  Hasilnya  tekanan  yang  tidak  seimbang   dapat   dengan   mudah
membengkokan sayap. Bagi para pemanah pemula  sering  menggunakan  metode  ini,  karena
lebih mudah dalam memasukan tali busur dan tingkat keamanannya lebih baik daripada cara 1
(C.John, W, 1976: 49).
3.  Posisi setengah tarikan (set up)
 
Posisi badan releks  dengan  setengah  tarikan.  Pada  saat  posisi  ini,  pemanah  sangat
penting untuk merasakan agar posisi badan tetap  tegak/center.  Pemanah  dalam  menarik  tali
menggunakan tiga jari, yaitu: jari telunjuk di atas ekor anak panah, jari tengah  dan  jari  manis
berada di bawah ekor anak panah. Jarak antara jari telunjuk dan jari tengah  kurang  lebih  satu
sentimeter. Pada waktu set up buat satu garis lurus  antara  bow  arm  dengan  draw  arm  (Lee
dkk, 2000).
 
4.  Menarik tali (drawing).
 
Tehnik dengan gerakan menarik tali sampai menyentuh bagian dagu, bibir, dan  hidung
(Achmad Damiri, 1990:  21).  Pemanah  dalam  menarik  tali  dengan  irama  yang  sama,  agar
posisi badan selalu seimbang. Kemudian pada waktu menarik  jangan  dibantu  dengan  badan,
tetapi gunakan otot-otot belakang bahu  untuk  menarik.  Posisi  yang  benar  adalah  tali  yang
mendekati dagu atau kepala, sebaliknya jangan kepala pemanah yang mendekati tali.
5.  Penjangkaran (anchoring).
 
Teknik dengan gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu.  Pada  waktu
anchoring, pernafasan harus dikontrol dengan baik dan konsentrasi  tetap.  Setelah  anchoring,
tekanan ke depan dari tarikan ke belakang  terus  kontinyu  jangan  sampai  kendur/rileks  (Lee
dkk, 2000). Posisi anchoring ada 2 yaitu:  penjangkaran  yang  tinggi  dan  penjangkaran  yang
rendah. Penjangkaran tinggi, dengan ujung jari telunjuk di  sudut  mulut  sehingga  ujung  jari/
ujung tangan bertumpu sepanjang bagian bawah tulang pipi. Penempatan  jari  depan  di  sudut
mulut membantu mengatur anak panah di bawah pandangan mata.  Penjangkaran  rendah,  jari
depan bertumpu langsung di bawah tulang rahang sehingga tali berada di  garis  tengah  wajah.
Tali menyentuh ujung hidung dan di tengah-tengah dagu. Pemanah banyak mengerutkan  bibir
dan mencium tali. Pemanah pemula  biasanya  menggunakan  cara  penjangkaran  yang  tinggi
(Barrett J. A, 1990: 52-53).
6.  Menahan sikap memanah (holding).
 
Pemanah  menahan  sikap  memanah  beberapa  saat  sebelum  anak  panah  dilepaskan
(Achmad  Damiri,  1990:  23).  Pada  posisi  holding,  untuk  tekanan  ke   depan   dan   tarikan
kebelakang  tetap  kontinyu.  Pemanah  dalam  posisi  holding,   jangan  dibantu  badan   untuk
menahan beban tarikan busur, tetapi yang  dilakukan  adalah  otot-otot  lengan  penahan  busur
dan  lengan  penarik   tali   harus   berkontraksi,   agar   sikap   memanah   tidak   berubah/tetap
merupakan satu garis lurus (Lee dkk, 2000)
7.  Membidik (aiming).
 
Suatu gerakan mengarahkan visir pada  titik  sasaran  dan  pemanah  dalam  memegang
grip serileks mungkin. Bagi seorang pemanah pemula tehnik membidik  sering  berubah-ubah,
hal ini disebabkan karena  waktu  membidik  kadang  terlalu  cepat  dan  kadang  terlalu  lama,
sehingga perlu latihan yang banyak agar bisa  ajeg.  Menurut  hasil  pengamatan  di  kejuaraan
Nasional, pemanah dalam membidik rata-rata  memerlukan  waktu  4  detik.  Penyetingan  alat
pembidik (visir)  perlu  disesuaikan  tidak  hanya  pada  jarak,  tetapi  pada  saat  cuaca  dingin,
panas, dan angin, agar memperoleh target sesuai yang diinginkan (Achmad Damiri, 1990: 26).

8.  Melepaskan anak panah (release).
 
Suatu gerakan  melepaskan  tali  busur  dengan  cara  tangan  penarik  tali  bergerak  ke
belakang menelusuri dagu dan leher pemanah (Achmad Damiri, 1990: 26). Pada waktu release
tekanan pada lengan kiri dan kanan jangan sampai bertambah pada  salah  satu  bagian.  Selain
itu, jari-jari penarik tali juga  harus  rileks,  agar  mendapatkan  release  yang  halus.  Pemanah
yang release nya halus, maka  setiap  arah  panah  dan  speed  (kecepatannya)  sama,  sehingga
terbangnya anak panah menjadi mulus

9.  Gerak lanjut (follow through).
 
Pemanah selama beberapa  detik  melakukan  gerak  lanjut  dengan  tetap  memberikan
tekanan yang sama seperti release.  Pandangan  mata  pemanah  juga  harus  tetap  konsentrasi
kesasaran tidak beralih ke terbangnya anak panah. Busur diusahakan tetap diam sebelum  anak
panah menancap di target. Tujuan dari gerak lanjut  adalah  untuk  memudahkan  pengontrolan
gerak memanah yang dilakukan

SEJARAH PERKEMBANGAN OLAHRAGA PANAHAN

Sampai saat ini tak seorangpun mengetahui, sejak kapan orang mulai memanah. Orang hanya menduga bahwa memanah telah dilakukan manusia sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Namun dari buku-buku melukiskan bahwa orang purbakala telah melakukan panahan yaitu menggunakan busur dan panah untuk berburu dan untuk mempertahankan hidup. Bahkan dari beberapa buku melukiskan bahwa lebih dari 100.000 tahun yang lalu suku Neanderathal telah menggunakan busur dan panah. Ahli-ahli purbakala dalam penggalian di Mesir juga telah menemukan tubuh seorang prajurit Mesir Kuno yang menemui ajalnya karena ditembus anak panah. Data menunjukkan bahwa kejadian itu terjadi kira-kira 2100 tahun sebelum masehi. Dari beberapa buku juga mengemukan bahwa sampai kira-kira tahun 1600 sesudah Masehi, busur dan panah merupakan senjata utama setiap negara dan bangsa untuk berperang. Hingga kinipun masih
ada suku-suku bangsa yang mempergunakan busur dan panah dalam penghidupan sehari-hari mereka, seperti : suku-suku bangsa di hutan-hutan daerah hulu sungai Amazone, suku-suku Veda di pedalaman Srilangka, suku-suku Negro di Afrika, suku-suku Irian di Irian Jaya, suku Dayak dan suku Kubu Dari buku-buku dan keterangan-keterangan yang diperoleh maka terdapat dua kelompok ahli yang mengemukakan dua teori yang berbeda.Yang pertama berpendapat bahwa panah dan busur mulai dipakai dalam peradaban manusia sejak "era mesolitik" atau kira-kira antara 5000 - 7000 tahun yang silam, sedang pendapat kedua percaya bahwa panahan lebih awal dari masa itu, yaitu dalam "era paleolitik" antara 10.000 - 15.000 tahun yang lalu.
Terlepas dari mana yang benar, maka yang jelas bahwa sebelum panahan menemui bentuknya sebagai olahraga seperti yang kita kenal saat ini, ternyata telah melalui masa pertumbuhan yang panjang. Melalui peranan yang berbeda-beda, mula-mula panahan dipergunakan orang sebagai alat untuk mempertahankan diri dari serangan bahaya binatang liar, sebagai alat untuk mencari makan, atau untuk berburu, untuk senjata perang dan baru kemudian berperan sebagai olahraga baik sebagai rekreasi ataupun prestasi. Dari catatan sejarah dapat dicatat bahwa baru pada tahun 1676, atas prakarsa Raja Charles II dari Inggris, panahan mulai dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Dan kemudian banyak negara-negara lain yang juga menganggap panahan sebagai olahraga dan bukan lagi sebagai senjata untuk berperang. Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan kejuaraan nasional yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery Society), sedang di Amerika Seirkat menyelenggarakan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di kota Chicago.

PERKEMBANGAN PANAHAN DI INDONESIA

Sama halnya dengan perkembangan/sejarah panahan di dunia, demikian pula tidak seorangpun yang dapat memastikan sejak kapan manusia di Indonesia menggunakan panahan dan busur dalam kehidupannya. Tetapi apabila kita memperhatikan cerita-cerita wayang purwa misalnya, jelas bahwa sejarah panah dan busur di Indonesiapun telah cukup panjang, dan tokoh-tokoh pemanah seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, Srikandi demikian pula Dorna sebagai Coach panahan terkenal dalam cerita Mahabharata. Kalau PON I kita pakai sebagai batasan waktu era kebangunan olahraga Nasional, maka Panahan telah ikut ambil bagian dalam era kebangunan Olahraga Nasional itu. Dalam sejarah PON, Panahan merupakan cabang yang selalu diperlombakan, walaupun secara resminya Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) baru terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku Alam VIII. Dan Kejuaraan Nasional yang pertama sebagai perlombaan yang terorganisir, baru diselenggarakan para tahun 1959 di Surabaya. Sri Paku Alam VIII selanjutnya menjabat sebagai Ketua Umum Perpani hampir duapuluh empat tahun dari tahun 1953 sampai tahun 1977. Kini beliau menjabat sebagai Ketua Kehormatan Perpani.
Dengan terbentuknya Organisasi Induk Perpani, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menjadi anggota FITA (Federation Internationale de Tir A L’arc). Organisasi Federasi Panahan Internasional yang berdiri sejak tahun 1931. Indonesia diterima sebagai anggota FITA pada tahun 1959 pada konggresnya di Oslo, Norwegia. Sejak saat itu Panahan di Indonesia maju pesat, walaupun pada tahun-tahun pertama kegiatan Panahan hanya terdapat di beberapa kota di pulau Jawa saja. Kini boleh dikatakan bahwa hampir di setiap penjuru tanah air, Panahan sudah mulai dikenal.
Dengan diterimanya sebagai anggota FITA pada tahun 1959, maka pada waktu itu di Indonesia selain dikenal jenis Panahan tradisional dengan ciri-ciri menembak dengan gaya duduk dan instinctive, maka dikenal pula jenis ronde FITA yang merupakan jenis ronde Internasional, yang menggunakan alat-alat bantuan luar negeri yang lebih modern dengan gaya menembak berdiri. Dan dengan demikian terbuka pulalah kesempatan bagi pemanah Indonesia untuk mengambil bagian dalam pertandingan-pertandingan Internasional. Bersamaan dengan itu timbul masalah peralatan yang harus diatasi untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, pemanah kita harus memiliki peralatan yang memadai, agar dapat berkompetisi dengan lawan-lawannya secara berimbang. Kenyataannya alat-alat ini sangat mahal harganya dan sulit di dapat. Hanya beberapa pemanah saja yang dapat membayar harga alat-alat tersebut. Keadaan ini merupakan faktor penghambat bagi perkembangan olahraga ini. Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1963 Perpani menciptakan Ronde baru dengan nama Ronde Perpani. Pokok-pokok ketentuan pada perpani pada dasarnya sama dengan ronde FITA, kecuali tentang peralatannya yang dipakai dan jarak tembak disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang dibuat di dalam negeri. Mengenai peralatan Ronde Perpani ini ditetapkan bahwa hanya busur dan panah yang dibuat dan dengan bahan dalam negeri yang boleh dipakai. Dengan ketentuan tadi dua hal yang hendak dicapai, pertama untuk pemasalan belum diperlukan peralatan yang mahal, yangg harus diimport, tetapi cukup alat-alat yang bisa dibuat di Indonesia. Kedua, Ronde Perpani mempunyai peranan untuk mempersiapkan pemanah-pemanah kita untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, tanpa menunggu tersedianya alat yang harus dibeli dengan harga mahal. Bagi mereka yang terbukti berhasil membuktikan kemampuannya melalui ronde Perpani, diberi kesempatan memakai peralatan Internasional. Sedangkan Ronde Tradisional dengan ciri-ciri dilakukan dengan gaya duduk dan instinctive, sulit mengambil sumber pemanah langsung dari ronde Tradisional, karena perbedaan-perbedaan yang sifatnya prinsipil tadi. Kemudian dengan adanya tiga ronde panahan tersebut, Perpani mengatur waktu untuk kejuaraan nasional sebagai berikut : Setiap tahun genap diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk ronde FITA. Kebijaksanaan ini adalah dalam hubungannya dengan ketentuan dari FITA yang menyelenggarakan Kejuaraan Dunia pada setiap tahun ganjil. Sehingga Kejuaraan Nasional Ronde FITA tersebut dimaksudkan untuk persiapkan dan memilih para pemanah Indonesia yang akan diterjunkan ke kejuaraan Dunia. Sedangkan pada PON diperlombakan ketiga ronde sekaligus. Sejak Konggres Perpani tahun 1981 bersamaan dengan PON X, pola kebijaksanaan Perpani dirubah, yaitu bahwa Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun (kecuali tahun diselenggarakannya PON tidak ada Kejuaraan Nasional) dan diperlombakan ketiga ronde Panahan sekaligus yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional .
Perlu dikemukakan disini bahwa sebelum tahun 1959 yaitu tahun diterimanya Perpani sebagai anggota FITA, pada PON - I tahun 1948 di Solo, PON II/1951 di Jakarta, PON - III/1953 di Medan, PON - IV/1957 di Makasar, panahan hanya memperlombakan Ronde Tradisional, yaitu ronde duduk, dengan hanya satu jarak 30 meter, dengan 48 tambahan @ 4 anak panah dan dengan sasaran bulatan dengan hanya dibagi tiga bagian saja.

Selanjutnya beberapa kejadian penting yang dapat dikemukakan mengenai dunia Panahan Indonesia, antara lain :
- Tahun 1959 :Kejuaraan Nasional I di Surabaya.
- Tahun 1961 :Kejuaraan Nasional II di Yogyakarta.
- Tahun 1962 :Kejuaraan Nasional III di Jakarta
- Asian Games IVdi Jakarta, dimana regu Panahan Indonesia menduduki tempat kedua di bawah Jepang.
- Tahun 1963 :Kejuaraan Nasinal IV di Jakarta.
- Genefo Idi Jakarta, dimana regu Indonesia (Putera) menduduki tempat keempat dan regu puterinya kedua.
- Tahun 1964 :Perlawatan regu Nasional ke RRC dan Phlipina. Selama di RRC pemanah-penahan pria kita dalam tiga pertandingan menduduki tempat teratas. Sedangkan puteri kita masih harus mengakui keunggulan pemanah-pemanah puteri RRC. Di Philipiina sebaliknya pemanah-pemanah tuan rumah, sedang pemanah puteri kita unggul dari pemanah-pemanah Philipina.
- Tahun 1965 :Kejuaraan Dunia di Vesteras, Swedia, dimana regu puteri Indonesia ketiga belas dan regu
puteri kesembilan terbaik di dunia.
- Tahun 1966 :Ganefo Asia I di Phnom Penh, Kamboja. Regu putera menempati urutan teratas, dan dua orang jago kita berhasil merebut medali emas dan perak untuk kejuaraan perorangan. Regu puteri kita menduduki tempat kedua di bawah RRC.
Untuk selanjutnya, perkembangan dan prestasi Panahan Indonesia tidak mengecewakan. Kejuaraan Nasional selalu diselenggarakan setiap tahun, yaitu tahun genap untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil untuk Ronde FITA (sejak tahun 1982 Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun untuk ketiga ronde Panahan yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional sekaligus).
Demikian pula Perpani selalu berusaha dan berhasil mengikuti kejuaraan-kejuaraan Dunia, walaupun hasilnya masih di bawah pemanah-pemanah Asia masih menempati urutan teratas. Juga pada pertandingan-pertandingan Internasional lainnya seperti Asian Games, SEA Games, Asian Meeting Championships, Asia Oceania Target Archery Championships, Perpani selalu ikut mengambil bagian.
Demikialah perkembangan Panahan dan Perpani sampai saat ini, dimana cabang Panahan termasuk di dalam cabang yang diprioritaskan, bahkan termasuk cabang super-prioritas, di dalam persiapan menghadapi Asian Games XIII/1986 di Seoul - Korea Selatan. Hal ini tentunya karena prestasi cabang Panahan yang telah dicapai selama ini.
Perlu dicatat bahwa dalam forum Olympic Gamespun Panahan telah ikut berbicara, walaupun pihak Pemerintah selalu mengirimkan pemanah-pemanah kita dalam jumlah yang minim, yaitu satu putera dan satu puteri. Tetapi sejarah telah mencatat bahwa pada Olympic Games tahun 1976 di Montreal - Kanada pemanah puteri kita yaitu Leane Suniar berhasil menempati urutan kesembilan dan pada Olympic Games Tahun 1988 di Seoul - Korea Selatan, pemanah team puteri kita berhasil menempati urutan kedua dan pertama kalinya Indonesia mendapat perak di arena yang bertaraf Internasional. Suatu prestasi yang sangat membanggakan.

Kamis, 17 Juli 2014

PENJASKESREK


Arti Pendidikan Jasmani :

Pendidikan jasmani terdiri dari kata pendidikan dan jasmani, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan sesorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (KBBI, 1989), jasmani adalah tubuh atau badan (fisik). Namun yang dimaksud jasmani di sini bukan hanya badan saja tetapi keseluruhan (manusia seutuhnya), karena antara jasmani dan rohani tidak dapat dipisah-pisahkan. Jasmani dan rohanai merupakan satu kesatuan yang utuh yang selalu berhubungan dan selalu saling berpengaruah.

Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasamani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun angota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.

Pengertian Olahraga

Pengertian olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal.

Pengertian Olahraga (Menpora Maladi)

Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya.

Olaharaga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.

Cabang olahraga modern

PERMAINAN BOLA TANGAN

permainan BOLA TANGAN

image 1. Sekilas permainan Bola Tangan
Permainan bola tangan merupakan modifikasi antara permainan bola basket dan sepak bola yang mengandalkan kemahiran tangan untuk memasukkan bola kegawang lawan.
Dimainkan oleh 2 regu, masing-masing regu terdiri dari 7 orang pemain dan dimainkan pada lapangan berukuran 20x40 meter. Tujuan permainan adalah mencetak gol sebanyak-banyaknya, dengan cara melempar bola ke gawang lawan yang dijaga oleh lawan. Permainan ini memainkan bola dengan seluruh anggota tubuh, kecuali kaki dan cara bermainnya membawa bola sebanyak-banyaknya tiga langkah dan menahan bola ditangan paling lama menit.
            2. Peraturan
a. Lapangan
Lapangan berbentuk empat persegi panjang berukuran:
• Panjang lapangan : 40 meter
• Lebar lapangan : 20 meter
• Garis pembatas lapangan : 5 cm
b. Gawang
Tiang gawang harus berbentu persegi panjang dengan ukuran 8x8 cm, sedangkan ukuran gawang adalah sebagai berikut:
• Tinggi gawang: 2 meter
• Lebar gawang : 3 meter
c. Daerah gawang
Daerah gawang dibuat garis panjangnya 3 meter, pada jarak 6 meter (akhir) dan ujungnya dihubungkan dengan garis gawang, dengan membentuk seperempat lingkaran dengan jari-jari 6 meter diukur dari tiang gawang.
d. Garis lempar bebas
Garis lempar bebas dibuat dengan panjang 3 meter, dibuat pada jarak 9 meter dari garis gawang, dan ujungnya dihubungkan pada garis gawang membentuk seperempat lingkaran, berjari-jari 9 meter diukur dari tiang gawang
 e. Garis tembakan hukuman
Garis tembakan hukuman atau garis pinalty sejauh 7 meter dari garis gawang dan panjangya 1 meter sejajar dengan garis gawang.
f. Bola
Bentuk bola harus berbentuk bulat berwarna tunggal (satu warna), bagian luarnya terbuat dari kulit atau dari karet atau bahan sintetis lainnya.
Bola berukuran:
• Untuk putra : berat bola: 425 – 475 gram
Diameter : 58 – 60 cm.
• Untuk putri : berat bola: 325 – 400 gram.
Diameter : 54 – 56 cm.
g. Lama permainan
Lama permainan dibagi menjadi 2 babak yaitu:
• Untuk putra : 2x30 menit dengan waktu istirahat 10 menit.
• Untuk putri : 2x 25 menit dengan waktu istirahat 10 menit.
h. Wasit
Pertandingan bola tangan dipimpin oleh 2 orang wasit, kedua wasit mempunyai wewenang yang sama dibantu oleh pencacat waktu.
           3. Teknik dasar permainan bola tangan
a. Teknik melempar bola
1). Cara melempar bola dapat dilakukan dengan dua tangan dan tergantung pada variasi yang digunakan:
a) Lemparan dari atas kepala (over head pass)
b) Lemparan dada (over chest pass)
c) Lemparan dari bawah lengan (over underhand pass)
2). Cara melempar bola dengan satu tangan paling sering dilakukan karena lemparan ini secara relative sangat mudah, cepat dan terarah. Macam-macam lemparan satu tangan adalah:
a) Lemparan dari atas bahu (javelin pass)
b) Lemparan dari samping badan (side pass)
c) Lemparan dari belakang badan ( reverse pass)
b. Teknik menggiring bola (dribbling)
Latihan dribbling harus dilakukan secara sistematis, maksudnya diawali dengan gerakan yang lambat ke gerakan yang lebih cepat atau dari yangmudah, kemudian setelah gerakan tersebut sedah dikuasai gerakan ditambah dengan gerakan-gerakan yang lebih sulit. Suatu bentuk sistematika dribbling antara lain:
1). Drible harus dengan satu tangan.
2). Drible harus dengan berganti-ganti tangan yang memenatulkan bola.
3). Drible zig-zag.
4). Drible – vivot – drible zig-zag.
5). Bodweaving – drible zig-zag.
Cara melakukan gerakan drible:
1). Bola dipantulkan dengan satu tangan.
2). Bola dipantulkan kira-kira 1meter di depan pemain yang sedang bergerak atau berlari kedepan.
3). Memantulkan bola dengan cara melecutkan pergelangan tangan yang terakhir menyentuh ujung-ujung jari tangan.
c. Teknik menembak bola
1). Menembak bola dengan sikap berdiri (the standing throw shot)
Tembakan ini sangat sederhana dan kemungkinan berhasilnya sangat kecil, karena lemparan ini memberikan kesempatan lawannya untuk mempertahankan gawangnya. Pada waktu menembak dianjurkan untuk menembak ke bawah atas panggul dan memantulkan bola didepan gawang agar sulit ditangkap penjaga gawang.
2). Menembak saat bola keatas (the jump shot)
Sebelum menembak, penembak bola melakukan gerakan melompat keatas dengan maksud menembakkan bola melewati ats kepala atau lengan lawan. Penembak mendaratkan kakinya disekitar dimana ia menumpuh atau melompat pada awal gerakan.
3). Menembak saat meloncat ke depan (the dive shot)
Menolakkan kaki didepan garis gawang kemudian meluncurkan badannya kedepan arah gawang lawang sehingga seluruh badannya melayang diudara. Bola dipegang dengan satu tangan diatas bahu, bola dilepaskan pada saat mencapai titik tertinggi dari hasil lompatan ke depan.
4). Menembak sambil menjatuhkan diri (the fatal shot)
Bola dipegang dengan satu tangan lalu badan dicondongkan kedepan atau kesamping dan dilanjutkan dengan gerakan melepaskan tembakan. Setelah bola lepas dari lengan, penembak mendaratkan badannya dilanjutkan dengan gerakan menggulingkan badan.
5). Menembak dari samping badan (the side throw)
Menembak dari samping diakhiri dengan gerakan pura-pura untuk memperdaya lawan sehingga bergerak kearah yang salah dan membuka ruang yang keras untuk dapat menembakkan bola. Cara ini dilakukan apabila terhalang oleh lawan sehingga tidak dapat bekerjasama dengan temannya
6). Menembak saat melayang (the flying shot)
Aspek penting yang diperhatikan ialah irama langkah. Pemain harus dapat menangkap dan menguasai bola dengan baik dan kemudian melakukan awalan tiga langkah yang diizinkan sebelum melompat pada waktu langkah terakhir.
Pada waktu melakukan lompatan, pemain harus dapat mengkonsentrasikan diri untuk melompat cukup jauh ke depan dan juga melepas bola. Menembak dengan cara ini, memberi keuntungan bagi penembak yaitu memperpendek jarak lemparan dan juga daya tembaknya akan lebih bertenaga atau lebih keras. Dalam melakukan flying shot ini, harus diperhatikan 3 unsur pokok yaitu: awalan (irama langkah), ketinggian lompatan, dan jarak.
d. Teknik menangkap bola
Menangkap bola umumnya menggunakan dua tangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menangkap bola adalah, sebagai berikut:
1). Posisi menghadap kearah sasaran atau bola.
2). Posisi kedua tangan dijulurkan lurus ke depan.
3). Posisi badan agak condong ke depan.
4). Posisi kaki agak sedikit dibuka.
Macam-macam jenis tangkapan dalam bola tangan:
1). Tangkapan dua tangan dari didepan
2). Tangkapan dua tangan dari atas
4. Taktik dalam permainan
              Pola pertahanan
• Pertahanan man to man : pertahanan ini dilakukan bila lawan menguasai bola, dan pemain bertahan segera menjaga dengan ketat pemain penyerang yang memasuki daerahnya dengan cara satu lawan satu.
• Pertahanan zone defence (pertahanan daerah): setiap pemain bertahan bertanggung jawab menjaga daerah pertahanan masing-masing yang telah dibagi.
Pola penyerangan
• Pola pertahanan man to man, maka untuk penyerang mnenggunakan pola blocking dan screeving.
• Pola pertahanan daerah, maka penyerang menggunakan pola serangan dengan membentuk formasi 4-2, 3-3 atau 3-2-1.
• Serangan balik cepat (conter attack).

Sejarah Tenis Lapangan Dunia

Sejarah Tenis Lapangan Dunia 

Tenis adalah olahraga yang biasanya dimainkan antara dua pemain atau antara dua pasangan masing-masing dua pemain. Setiap pemain menggunakan raket untuk memukul bola karet. Tenis juga merupakan satu cabang olahraga Olimpiade dan dimainkan pada semua tingkat masyarakat di segala usia. Olahraga ini dapat dimainkan oleh siapa saja, termasuk orang-orang yang duduk dikursi roda. 
Sejarah Tenis Lapangan Dunia  
Menurut sejarah olahraga tenis sendiri telah dimainkan sejak zaman purbakala, yaitu di Mesir dan Yunani. Cikal bakal olahraga tenis adalah permainan “Jeu de Paume” yang populer di Perancis pada sekitar abad ke-11. Kata tenis berasal dari bahasa Perancis “tenez” yang berarti “main” atau “tangkap” yang diteriakkan pemain pada awal permainan pada saat itu.

Permainan tersebut kemudian menyebar ke Inggris dan Italia sekitar abad ke-13 dan merupakan permainan yang digemari oleh kaum bangsawan saat itu. Pada masa itu, kaum bangsawan yang bermain tenis tidak menggunakan pakaian olahraga seperti sekarang ini. Pakaian yang digunakan serba putih dan biasa digunakan khusus untuk kaum bangsawan. Pada awalnya cara bermain saat memukul bola hanya dengan menggunakan tangan, kemudian berkembang menggunakan sarung tangan dari kulit (glove), pakai tongkat/stick, pakai raket sederhana dan terus berkembang hingga saat ini menggunakan raket-raket bertali senar dengan teknologi yang canggih.

Bola yang digunakan pada awalnya hanya terbuat dari kayu, kemudian berkembang bola kayu yang dilapisi kulit, dilapisi benang berbulu dan saat ini bola dari bahan karet. Pada abad ke-15, Antonio da Scalo, seorang Pastur Italia, mengenalkan pertama kali pemakaian raket dan peraturan permainan tenis. Beliau menulis undang-undang umum bagi semua permainan yang menggunakan bola termasuk tenis. Majalah Inggris Sporting Magazine menamakan permainan ini sebagai tenis lapangan.

Tennis, kita ketahui, adalah permainan atau olah raga dengan menggunakan raket dan bola. Dalam olah raga yang juga disebut lawn tennis raket dipukulkan ke bola sambut menyambut oleh seorang atau sepasang pemain yang saling berhadapan – ke seberang jaring yang sengaja dipasang di sebidang lapangan empat persegi panjang. Tadinya, sekitar abad ke-I6, tennis dimainkan di Italia, Prancis, dan lnggris, ketika lapangan mainnya dibangun di balik dinding-dinding istana kcrajaan. Tapi tennis modern diperkenalkan oleh Mayor Wingfield di Inggris pada 1873, dan setahun kemudian oleh Nona Mary Outerhridge di Amerika Serikat. 
Lapangan-lapangan permainannya pun dibangun di kedua negeri itu. Kejuaraan tennis pertama dilangsungkan di Wimbledon, kota kecil sekitar 12 km di barat daya London, Inggris. Persatuan Tennis AS didirikan, 1881. berbagai kejuaraan amatir diselenggarakan di beberapa negara, yang mengundang datangnya beribu-ribu penonton. Mula-mula hanya memainkan partai tunggal putra, diikuti partai tunggal putri tiga tahun kemudiannya. Tahun 1900 adalah saat bersejarah bagi tennis. 
Pada tahun itulah Dwight Davis, bintang ganda AS, mcnghadiahkan sebuah piata Perak untuk diperebutkan dalam turnamen antarnegara, yang kcmudian tenar sebagai “Davis Cup” . Dalam pertandingan internasional pertama antara AS dan Inggris, Amerika unggul 3-0. Kian populer dan majunya olah raga tenis, tak ayal telah mendorong didirikannya “Federation Internationale de Lawn Tennis” (Federasi Tennis Intcrnasionsl) pada 1912. Nah, itulah sedikit ringkasan tentang Sejarah Tenis Lapangan Dunia yang dapat penulis uraikan.